4 Tes Kompetensi Bahasa yang Biasa Digunakan untuk Beasiswa Luar Negeri

Sistem pendidikan, peluang karier, hingga kondisi hidup yang dinilai lebih baik membuat sejumlah mahasiswa berupaya untuk mengajukan beasiswa ke luar negeri. Kesempatan beasiswa kini semakin banyak dan beragam, tak hanya datang dari pihak universitas, namun juga diadakan oleh banyak perusahaan hingga organisasi filantropi.

Di tengah banyaknya tawaran beasiswa, tentu ada serangkaian syarat dan tes masuk untuk menguji kelayakan kita sebagai calon mahasiswa penerima beasiswa. Salah satu tes yang wajib diikuti ialah tes bahasa asing. Tak hanya tes bahasa Inggris, jenis tes bahasa asing bisa berbeda sesuai dengan negara tujuan kuliah. Berikut jenis tes bahasa asing untuk beasiswa yang perlu anda pahami.

1. TOEFL dan IELTS

TOEFL dan IELTS merupakan sebuah tes untuk mengukur kemampuan bahasa inggris. Perbedaannya terletak pada jenis bahasa inggris yang diujikan.

IELTS biasanya digunakan oleh institusi pendidikan di negara-negara Britania Raya, Australia, dan Selandia baru yang menggunakan bahasa Inggris Britania atau British English.

Sementara TOEFL diselenggarakan Educational Testing Service (ETS) di Amerika Serikat menggunakan bahasa Inggris dengan “format” Amerika.

Tes IELTS terbagi ke dalam empat kategori yaitu Speaking, Writing, Reading, dan Listening dengan skor tertinggi yang bisa dicapai adalah 9. Sedangkan TOEFL terbagi atas Listening Comprehension, Grammar Structure and Written Expression, Reading Comprehension, Writing, dan Speaking.

Selain kategori tadi, TOEFL juga memiliki beberapa jenis tes yakni Paper Based Test (PBT), Internet Based Test (IBT), Computer Based Test (CBT), dan Institutional Testing Program (ITP).

2. TOPIK

Seiring populernya dunia K-Pop, mendapatkan beasiswa ke Korea menjadi impian sejumlah mahasiswa. Namun, sebelum melangkahkan kaki di negeri ginseng, calon mahasiswa akan menghadapi tes bahasa Korea bernama TOPIK.

Test of Proficiency in Korea (TOPIK) adalah ujian tertulis untuk mengukur kemampuan bahasa Korea dari orang yang tidak menggunakan bahasa Korea sebagai bahasa utamanya.

Tes TOPIK terbagi menjadi TOPIK-I dan TOPIK-II. TOPIK-I adalah ujian untuk tingkat pemula yang terdiri dari 2 sublevel dan 2 bagian yaitu Reading dan Listening. Jumlah soal pada TOPIK-I adalah 70 soal dengan durasi maksimal 100 menit.

Sementara itu TOPIK-II terdiri dari 4 sublevel dan 3 bagian yaitu Reading, Listening, dan Writing. Berbeda dengan TOPIK-I yang hanya memiliki 1 sesi ujian, TOPIK-II memiliki 2 sesi ujian.

Pada sesi pertama, peserta harus mengerjakan 50 soal pilihan ganda dan 4 soal essay dengan durasi 110 menit. Kemudian sesi selanjutnya berisi soal pemahaman bacaan yang terdiri dari 70 soal pilihan ganda dengan durasi 70 menit.

3. JLPT

Sama seperti TOPIK, JLPT digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa Jepang seseorang yang memiliki bahasa ibu selain bahasa Jepang.

Sejumlah beasiswa di universitas Jepang menjadikan tes ini sebagai salah satu tes penyaringan calon mahasiswa penerima beasiswa.

JLPT dibagi menjadi 5 level yaitu N5, N4, N3, N2, N1 dengan level termudah adalah N5 dan tersulit adalah N1. Tes bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan bahasa yang dikuasai.

Selama tes, peserta akan menjalani empat sesi utama yakni:

  • Mojigoi: menguji kemampuan peserta dalam memahami kosakata dalam bahasa Jepang dan kanji
  • Choukai: menguji kemampuan peserta dalam mendengar dan memahami dialog dalam bahasa Jepang
  • Dokkai: menguji kemampuan peserta dalam memahami artikel dalam bahasa Jepang
  • Bunpou: menguji kemampuan peserta dalam memahami grammar bahasa Jepang

4. TestDaF

Test Deutsch als Fremdsprache (TestDaf) merupakan tes kemampuan bahasa Jerman yang ditujukan bagi pelajar asing yang berencana untuk belajar di Jerman.

Hasil tes dari TestDaF akan terbagi menjadi 3 tingkatan yakni:

  • TestDaF-Niveaustufe 5 (TDN 5 – TestDaF level 5)
  • TestDaF-Niveaustufe 4 (TDN 4 – TestDaF level 4)
  • TestDaF-Niveaustufe 3 (TDN 3 – TestDaF level 3)

Nah, kalau kamu berhasil lulus TestDaF dalam keempat komponen ujiannya pada jenjang TDN 4, maka sertifikatnya menjadi bukti penguasaan bahasa untuk mengikuti hampir semua bidang studi dan jurusan di perguruan tinggi di Jerman. Namun, untuk kesempatan beasiswa, TestDaf bukanlah syarat mutlak. Sebab, beasiswa umumnya telah menentukan program studi yang akan kamu jalani di Jerman.