4 Tips Beasiswa Luar Negeri Ala Maudy Ayunda
Siapa yang tak ingin mendapatkan beasiswa ke universitas mentereng di dunia? Selebritas Indonesia, Maudy Ayunda menjadi contoh nyata untuk berhasil menembus kampus ternama di Stanford University, Amerika Serikat.
Namun untuk mendapatkan beasiswa di tersebut, tak jarang para pelamar selalu mengalami kegagalan hingga berulang kali. Diungkapkan Radyum Ikono, B.Eng, M Eng., founder Sahabat Beasiswa Indonesia Jakarta hal tersebut wajar terjadi, karena persaingan yang ketat.
Menurutnya untuk bisa tembus, para pelamar perlu memperhatikan 4 tips beasiswa luar negeri ini. Yuk simak!
Persiapan matang 6 bulan
Menurut pria yang akrab disapa Iko tersebut, mendaftar beasiswa itu perlu persiapan panjang. Setidaknya kamu sudah siap melakukan persiapan 3-6 bulan sebelum mendaftar.
“Kalo punya waktu 1 satu tahun, itu lebih baik lagi. Soalnya persiapan bahasa sendiri bisa makan waktu satu tahun,” paparnya kepada GenPI.co di kampung Beasiswa di Kemendikbud, belum lama ini.
Menurutnya persiapan bahasa menjadi faktor mendasar. Untuk itu ia menyarankan untuk mengambil kelas bahasa hingga benar-benar mencapai hasil memuaskan. Disamping persiapan essay dan berkas penting lainnya.
Rajin proofreading
Salah satu persiapan yang sering diabaikan adalah melakukan pengecekan kembali terhadap essay dan berkas penting. Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak.
Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penulisan yang mungkin terjadi ketika Anda menulis, khususnya menulis menggunakan bahasa Inggris.
“Literasi anak Indonesia itu jelek. Kita tuh gak suka baca, nulis apalagi. Jadi kalo disuruh nulis sesuatu yang lebih terstruktur, analytical dan argumentasi itu lemah banget. Selain kita brainstorming dan sering baca, jangan lupa untuk proofreading,” tegasnya.
Jangan fokus pada LOA kampus yang dituju
Banyak pelamar beasiswa fokus mendapatkan loa dari kampus mereka. Padahal LoA (Letter of Acceptance) itu baru 10% dari proses yang akan dihadapi, sisanya nyari beasiswa yang susah.
“Jangan kebalik urutannya, pertama beasiswanya dulu apa, baru cari tahu beasiswa tersebut akan biayain kita kalo kita daftar di kampus mana. Jadi jangan fokus ke negara atau kampusnya. Harus tau beasiswanya apa,” imbuhnya.
Ambil test TOEFL/IELTS
Sebagian besar pemberi beasiswa mensyaratkan pelamarnya melampirkan sertifikat bahasa seperti itu. Jadi sebelum mempersiapakan pendaftaran beasiswa, pastikan score nya bagus. Caranya dengan ikut pelatihan atau simulasi.
“Ikut kelas banyak sekali contohnya di sahabat IELTS yang buka banyak kelas sudah ada kelas simulasi. Ambil simulasinya kalo belum bagus belajar lagi. Kalo punya duit lebih ikut kursus sampai nilainya bagus sesuai target beasiswa tersebut,” tutupnya.