Ada kebanggaan tersendiri ketika mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi, baik yang parsial maupun dibiayai sepenuhnya. Di balik kebanggaan dan pujian lingkungan, ada tanggung jawab besar dan tumpuan harapan bagi penerima beasiswa. Salah satunya dianggap cerdas, mampu lulus kuliah tepat waktu dan memberi manfaat untuk sekitarnya.
Apa jadinya jika yang terjadi adalah kondisi tidak ideal, bahwa yang diharapkan tidak sesuai kenyataan, salah satunya terlambat lulus. Nah, inilah 5 hal yang dirasakan penerima beasiswa saat ia tidak mampu menyelesaikan studi tepat waktu.
Tak hanya sedih, mereka adalah orang yang pintar membalikkan semangat lho. Yuk, disimak uraiannya!
1. Merasa tidak maksimal dan gagal menjalankan kewajiban yang telah menjadi kesepakatan, tapi bukan berarti ia berhenti ditengah jalan
Di awal semester perkuliahan, seorang penerima beasiswa akan menandatangani suatu kontrak terkait hak dan kewajiban dari beasiswa yang didapat. Misalnya, menyelesaikan studi dalam sekian tahun atau mengharuskan adanya pengabdian setelah lulus, misalnya.
Komitmen tersebut akan dipegang erat oleh seorang awardee agar tidak mengecewakan pemberi beasiswa. Ketika yang terjadi adalah ia tidak dapat memenuhi kewajibannya, seorang penerima beasiswa akan merasa gagal memenuhi perjanjiannya tersebut.
Tak ada lagi opsi semua akan ada waktunya, karena sebuah program beasiswa sudah jelas ketentuannya. Di balik semua itu semangatnya justru meningkat untuk bisa menyelesaikan apa yang telah dimulai.
2. Merasa tidak bertanggung jawab dengan pemberi beasiswa, apalagi jika beasiswa berasal dari rakyat. Makanya mereka ingin hidupnya lebih bermanfaat
Selain merasa gagal, hal yang menghantui lainnya adalah rasa telah mengkhianati kepercayaan pemberi beasiswa. Apalagi jika beasiswa yang diberikan merupakan beasiswa penuh, yang notabene tugas seorang awardee hanya diminta belajar. Duh, ini perih, dan selalu membuat kepikiran sang penerima beasiswa.
Anggapan dirinya cerdas dan mampu memenuhi ekspektasi orang terhadapnya lenyap sudah seketika. Tau kan rasanya pernah dibanggain semua orang lalu sekarang dihujat karena lulus telat?
Sisi positifnya mereka memiliki impian lebih setelah lulus, salah satunya bisa membuat sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat meski studinya lulus telat.
3. Tak pernah diribetkan biaya pendidikan, kini ia mulai kelabakan menambah penghasilan. Jiwa kerja kerasnya mulai kelihatan di dunia luar!
Konsekuensi selanjutnya adalah terkait biaya pendidikan. Bagi yang mendapatkan beasiswa penuh, ketika lulus telat maka ada satu beban tambahan yang akan memenuhi pikiran. Tentang memenuhi kebutuhan dan harus mencari penghasilan.
Bahkan tabungan pun langsung ludes seketika untuk membayar uang pendidikan yang berjuta-juta. Seperti jatuh tertimpa tangga. Namun kerennya, mereka akan memilih part time sebagai solusinya, agar tetap menyelesaikan tanggung jawabnya namun juga memenuhi kebutuhan keuangannya.
4. Sering membalik ingatan dan menyesal saat melihat kawan seperjuangan bisa lulus tepat waktu. Untungnya jiwa positif dan semangatnya terus melaju!
Sesekali ada perasaan menyesal yang dirasakan awardee , bahkan menghakimi diri sendiri mengapa tak semaksimal kawannya yang lain. Pelajaran berharga inilah yang biasanya membuat penerima beasiswa tak hanya mampu menyesali, tapi bisa berbuat lebih maksimal lagi di kemudian hari.
5. Apa pun kondisinya, ia memiliki seribu kekuatan cadangan agar tetap bertahan dan menjadi motivator untuk dirinya sendiri!
Sebesar apapun badai mengguncang, penerima beasiswa selalu tangguh dan bisa menempatkan diri sesuai yang dibutuhkan. Meski merasa gagal, awardee selalu memiliki cara tersendiri untuk menyemangati diri dan mengatur taktik agar studi dapat segera diakhiri. Itulah yang membuat penerima beasiswa seakan istimewa karena pikiran positifnya.
Nah, itu tadi lima hal yang dirasakan penerima beasiswa saat telat lulusnya, apa kamu pernah merasa juga? Semangat ya, pasti lulus kok!