8 Hal Yang Perlu Kamu Persiapkan Sejak S1, Sebelum Mengambil Beasiswa S2 Luar Negeri
Siapa, sih yang gak mau dapat beasiswa S2 ke luar negeri, terutama ke kampus ternama di negara impianmu? Pastinya banyak yang mau dong, mungkin termasuk kamu. Kabar baiknya, mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri kini bukan hanya angan-angan karena tersedia berbagai beasiswa yang bisa kamu coba.
Meski begitu, mendaftar beasiswa ke luar negeri nyatanya butuh persiapan yang gak sebentar. Untuk menyiasatinya, kamu sudah bisa mempersiapkannya sebelum kamu lulus kuliah S1, lho. Persiapan ini akan berguna terutama buat kamu yang mau langsung S2 selepas kuliah S1.
Yuk, simak beberapa langkah persiapan melamar beasiswa S2 yang sudah bisa kamu lakukan semenjak kamu studi S1.
1. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai beasiswa ke luar negeri
Saat ini, akses informasi mengenai beasiswa ke luar negeri sangat terbuka lebar. Kamu bisa memanfaatkan platform online untuk mencari tahu berbagai beasiswa yang bisa kamu coba. Kamu bisa kepo -in semua informasi mengenai beasiswa itu, termasuk cara pendaftaran dan persyaratan yang dibutuhkan.
Beberapa penyedia beasiswa terkadang mencantumkan komponen penilaian untuk kandidat pendaftar beasiswa, sehingga kamu bisa mengukur peluang lolos dan memasang strategi agar dapat tembus beasiswa tersebut. Selain itu, kamu juga bisa mencari tahu benefit apa saja yang bisa kamu peroleh dari beasiswa tersebut, termasuk mengecek apakah beasiswa tersebut akan menanggung biaya hidupmu selama disana ( fully-funded ) atau tidak ( partially-funded).
Tidak kalah penting, kamu juga harus mengecek apa yang diinginkan beasiswa tersebut terhadap kamu. Beberapa beasiswa menseleksi kandidat berdasarkan kualitas akademis ( academic merit ), sementara beberapa beasiswa lainnya lebih menginginkan kandidat yang memiliki kualitas kepemimpinan atau keterlibatan di kegiatan sosial.
Selain melalui platform digital, kamu juga bisa mencari tahu informasi mengenai beasiswa ini melalui teman atau kakak angkatan yang pernah mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Tidak hanya itu, kamu pun bisa aktif mencari dan mengikuti pameran pendidikan perguruan tinggi luar negeri ( scholarship exhibition ).
2. Mencari tahu informasi mengenai kampus dan jurusan yang sesuai passionmu
Selain informasi mengenai beasiswa, kamu juga sudah bisa mulai mencari tahu informasi kampus dan jurusan yang sesuai dengan passion di negara tertentu. Beberapa informasi yang bisa kamu lihat dari kampus tujuan, antara lain ranking , fasilitas, dukungan visa kepada mahasiswa internasional, dan lain sebagainya.
Beberapa informasi yang bisa kamu cermati dari jurusan yang ingin kamu tuju antara lain kesesuaian dengan kemampuan dan passion , prospek karier, dan lain-lain. Gak kalah penting, pastikan negara tujuanmu juga “cocok” denganmu, ya!
Pertimbangkan beberapa hal juga seperti bahasa, keamanan, dan ketersediaan fasilitas di negara yang akan kamu tuju.
3. Mulai menulis surat motivasi beasiswa
Meskipun mungkin hanya satu lembar, tapi surat motivasi beasiswa tidak bisa dibuat dalam waktu yang singkat lho. Butuh berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk membuat surat motivasi yang “berkualitas”.
Sebelum menulis, kamu harus benar-benar mengetahui passion -mu dan tahu alasan mengapa kamu mendaftar beasiswa tersebut, mengapa memilih universitas dan jurusan tertentu, rencana penelitianmu, serta rencanamu selepas lulus nanti.
Sejak masih studi S1, kamu sudah bisa menuliskannya menjadi sebuah draft . Kamu bisa me- review dan merevisinya berkali-kali hingga kamu menemukan passion yang sudah kamu yakini.
4. Mempersiapkan diri untuk tes kemampuan bahasa Inggris atau bahasa lokal negara tujuanmu
Sudah bukan rahasia, kemampuan bahasa Inggris akan sangat dibutuhkan ketika kamu akan studi ke luar negeri. Saat kamu mendaftar universitas dan beasiswa, mereka biasanya akan mensyaratkan sertifikat kemampuan bahasa Inggris seperti TOEFL atau IELTS dengan batas nilai tertentu.
Kecuali kamu sudah benar-benar sangat fasih berbahasa Inggris, tentunya kamu perlu mempersiapkan untuk mendapatkan sertifikat TOEFL atau IELTS dengan skor paling tidak mencapai batas yang dipersyaratkan pihak universitas atau penyedia beasiswa. Kamu bisa mempersiapkannya jauh-jauh hari, dengan belajar mandiri, membentuk tim belajar dengan teman seangkatan, atau ikut kursus.
Beberapa universitas tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kampus di negara tertentu, sehingga kamu harus tetap belajar bahasa lokal negara tersebut. Sebagai contoh, kalau universitas impianmu menggunakan bahasa Korea atau Jepang sebagai bahasa pengantar, kamu harus sudah mulai mempelajari dan mendalami bahasa tersebut.
5. Mempertahankan IPK di atas 3
Memang betul IPK bukan segalanya, tapi umumnya menjadi gerbang menjemput beasiswa. Tidak sedikit penyelenggara beasiswa mensyaratkan IPK setidaknya 3 dalam seleksi administrasi mereka. Karenanya, kamu harus tetap mempertahankan IPK setidaknya di angka tersebut, atau lebih tinggi lebih baik. Tetap semangat, ya!
6. Menjaga hubungan baik dengan dosen
Menjaga hubungan baik dengan dosen juga penting, lho! Saat melamar beasiswa, biasanya pihak penyedia beasiswa akan mensyaratkan surat rekomendasi. Surat ini bisa kamu minta dari dosenmu yang tentunya sudah mengenal dirimu, baik dari sisi akademis maupun kepribadian ( personality ).
Kalau beruntung, dosenmu bisa saja menjadi sumber informasi untukmu seputar peluang beasiswa ke luar negeri, serta tips untuk tembus beasiswa tersebut. Selain itu, bisa saja kan, dosenmu memiliki koneksi dengan pihak beasiswa? Dengan begitu, peluangmu untuk lolos beasiswa ke luar negeri akan semakin besar.
7. Mempersiapkan portfolio atau bukti aktivitas di luar akademis
Gak sedikit penyedia beasiswa yang memasukkan kegiatan non-akademis ke dalam kriteria penilaian mereka, lho! Beberapa kegiatan ini termasuk keaktifan kamu di dalam organisasi kampus, keterlibatan kamu di kegiatan sosial, prestasi yang pernah dicapai, pengalaman ikut program seperti student exchange ke luar negeri, publikasi ilmiah, dan masih banyak lagi.
Nah, kamu bisa membuat kompilasi semua kegiatan non-akademismu menjadi suatu portfolio online. Kamu bisa memasukkannya ke dalam blog pribadi, akun LinkedIn, sosial media lain, dan lain sebagainya. Ini bisa jadi sangat berguna karena tim penyeleksi beasiswa bisa saja mengamati rekam jejak digitalmu di Google.
Selain itu, kamu juga bisa membuat portfolio secara offline, misalnya kliping foto dokumentasi, hasil prestasi, atau publikasi ilmiah yang pernah dicapai. Nantinya kalau kamu berhasil masuk ke tahapan wawancara beasiswa, kliping ini bisa kamu tunjukkan ke pewawancara.
8. Rajin membaca tips dan trik lolos beasiswa ke luar negeri
Kamu bisa mencari tahu berbagai macam tips dan trik untuk lolos beasiswa ke luar negeri via internet. Saat ini, ada banyak blogger dan vlogger yang tidak pelit membagikan pengalaman mereka dalam mendaftar dan lolos beasiswa ke luar negeri.
Selain itu, saat ini sudah ada banyak event semacam seminar motivasi beasiswa yang bisa kamu ikuti. Dengan tips dan trik ini, kamu bisa mengetahui ” do and don't ” dalam melamar beasiswa S2 yang tentunya sangat berguna.
Nah, itu tadi 8 hal yang bisa mulai kamu persiapkan sebelum lulus S1 untuk mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri. Kalau sudah menerapkan hal ini, peluang lolosmu bisa jadi lebih besar. Kamu pun bisa menjadi lebih percaya diri. Tetap semangat ya, guys !