Tips Berburu Beasiswa Di Universitas Indonesia (UI)
Universitas Indonesia merupakan satu-satunya kampus yang turut diperhitungkan oleh Times Higher Education (THE) University Ranking. Pemeringkatan yang dirilis oleh lembaga tersebut pada (21/6/2016) memasukkan UI dalam kelompok 181-190 perguruan tinggi terbaik di Asia.
Sebagai perguruan tinggi terbaik di Asia, banyak perusahaan dan lembaga-lembaga swasta baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang membuka kesempatan bantuan dana pendidikan atau beasiswa bagi mahasiswa UI.
Pihak UI melalui Direktorat Kemahasiswaan UI dibantu dengan Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (Adkesma BEM) se-UI rutin menyalurkan informasi mengenai kesempatan beasiswa bagi mahasiswa UI. Para mahasiswa dapat mengakses informasi-informasi tersebut melalui situs beasiswa.ui.ac.id atau melalui media sosial Hubungan Masyarakat UI dan juga akun-akun official BEM Se-UI.
Hal itu diakui oleh Guardio Orlando Fibiodendi, mahasiwa Teknik Elektro UI 2014 sekaligus penerima beasiswa Tanoto Fondation ketika diwawancara Jumat. Mahasiswa yang rajin berburu beasiswa tersebut mengaku bahwa untuk mendapatkan beasiwa, mahasiwa harus aktif mencari.
“Rajin baca pengumuman di beasiswa.ui.ac.id, sering-sering konsultasi ke sosmas (Bagian Sosial dan Masyarakat—red) departemen dan jangan malas cari informasi di internet,” paparnya.
Senada dengan Guardio, Della Syariyana, mahasiswi Fakultas Farmasi UI, salah satu penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE), juga mengungkapkan hal yang sama ketika diwawancara Kamis. Della menambahkan, walaupun UI memfasilitasi berbagai kemudahan untuk mengakses informasi mengenai beasiswa, mahasiswa juga harus inisiatif untuk mencari informasi, “Jangan hanya menunggu informasi dari BEM fakultas atau informasi dari UI saja,” ujar Della.
Della yang kini menjabat sebagai Ketua Paguyuban KSE UI memapakan beberapa hal yang bisa dilakukan mahasiswa UI untuk menembus proses seleksi beasiswa. Menurutnya, ketika ingin mengajukan beasiswa, mahasiswa terlebih dahulu harus melihat kriteria dan syarat yang diminta. “Terkadang, teman-teman sering melewatkan tentang syarat ini. Misalnya, banyak beasiswa yang diperuntukkan untuk maaf mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, tetapi mahasiswa yang berasal dari keluarga mampu memaksakan diri untuk apply. Hal tersebut akan terseleksi dengan sendirinya,” paparnya.
Della menambahkan, “Untuk beasiswa yang seharusnya diperuntukkan untuk anak dengan kriteria nilai atau semester berapa, itu juga perlu diperhatikan. Intinya, yang pertama harus dilihat adalah syarat pengajuan beasiswanya,” ujarnya.
Setelah melihat persyaratan, mahasiswi yang sudah mendapatkan beasiswa sejak tahun pertama kuliah tersebut menjelaskan, kelengkapan berkas menjadi hal yang penting. “Jangan menyepelekan file yang menurut kita tidak begitu penting,” tutur Della.
Sependapat dengan Della, Gurdio yang kini memeroleh biaya pendidikan sekitar 6,8 juta rupiah perbulan dari Tanoto Fondation juga menganggap proses seleksi berkas menjadi hal yang harus diperhatikan. “Pastiin kalau nilai kamu bagus, karena biasanya itu adalah penilaian awal yang bakal nentuin kamu lolos atau ngga di tahap berkas,” tambahnya.
Selain itu, Guardio juga menjelaskan bahwa selain nilai akademis, keaktifan atau berbagai kegiatan mahasiswa selama dikampus menjadi hal yang diperhatikan. “Biasanya pemberi beasiswa suka dengan mahasiswa yang dinamis, ngga cuman kuliah pulang aja,” jelasnya.
Ketika seleksi berkas terpenuhi, beberapa pihak penyelenggara beasiswa meneruskan proses seleksi wawancara. Menurut Guardio,” Kita harus nunjukkin apa yang spesial dari kita.”
Dalam proses wawancara, Della menjelaskan bahwa calon penerima beasiswa harus jadi diri sendiri. “Kita tidak perlu melebih-lebihkan cerita. Karena pada proses wawancara beasiswa, yang biasanya dilihat adalah kepribadian,” paparnya.
Menurut Della, pewawancara biasa melihat bagaima calon penerima beasiswa bersikap dan tanggap dalam menjawab setiap pertanyaan. Selain itu, kejujuran juga menjadi hal yang sangat diperhatikan.
“Kejujuran itu sangat penting saat kita apply beasiswa. Jangan pernah manipulasi cerita ataupun data. Sekali ketahuan tidak jujur dalam pengajuan berkas dan saat proses wawancara, maka sulit untuk memiliki peluang lolos sebagai penerima beasiswa,” jelas Della.
Ketika sudah melampaui tahapan-tahapan seleksi, menurut Della, “Niatkan menerima beasiswa ini untuk membantu orang tua. Niat baik insya Allah akan selalu dipermudah.”
“Nikmatin setiap prosesnya dan selalu berdoa,” pungkas Guardio.